Catatan Popular

Sabtu, 23 Julai 2016

KEZUHUDAN ABU BAKAR AS SIDDIQ R.A BAHAGIAN 2

Abdurraman bin Abu Bakar Radhiyallahu ‘anhu bercerita kepada kami,” pada suatu ketika, saat Rasulullah Shallahu ‘alaihi Wa sallam usai melaksanakan shalat subuh, tiba-tiba beliau mengarahkan pandangannya ke arah para sahabatnya seraya mengatakan,” Adakah di antara kalian yang hari ini ia berpuasa?”

Umar bin Khottob radhiyallahu ‘anhu menjawab,” Wahai Rasulullah aku tidak berniat untuk berpuasa pada hari ini, sehingga di pagi ini aku tidak berpuasa.”

Lalu Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu berkata,” Aku berpuasa wahai Rasulullah, sebab sejak semalam aku telah berniat puasa, sehingga di pagi ini aku pun berpuasa.”

Lalu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,” Adakah salah satu dari kalian yang hari ini menjenguk orang sakit?”

Umar menjawab,” Wahai Rasulullah, usai menjalankan shalat tentunya kami masih berada di sini, lantas bagaimana kami bisa menjenguk orang sakit?”

Abu Bakar berkata,” Telah sampai kabar kepadaku bahwa saudaraku Abdurrahman bin Auf sedang mengeluhkan sakit yang dialaminya, sehingga dalam perjalananku menuju masjid ini aku telah menyempatkan diri menjenguknya.”

Lalu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,” Adakah salah satu dari kalian yang hari ini ia bershodaqoh?”

Umar menjawab,” Wahai Rasulullah, usai menjalankan shalat tentunya kami masih berada di sini.”

Abu Bakar berkata,” Saat aku memasuki masjid, aku melihat seorang pengemis minta-minta, ketika itu aku mendapati sepotong roti gandum tengah berada di genggaman tangan Abdurrahman(salah seorang putranya), lalu aku pun memintanya untuk aku berikan kepada pengemis itu.”

Maka Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,” Bergembiralah engkau(wahai Abu Bakar) dengan syurga.”

Lantas Umar menghela nafas dengan seraya berkata,” Oh...oh...betapa indahnya syurga.” Selanjutnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam mengucapkan perkataan yang membuat umar merasa lega, sebab umar menyadari bahwa segala kebaikan-kebaikan telah didahului seluruhnya oleh Abu Bakar.

Dalam riwayat lain dijelaskan bahwa Rasulullah kemudian bersabda,” Semoga Allah menyayangi Umar, semoga Allah menyayangi Umar, sebab segala kebaikan yang diinginkannya telah didahului seluruhnya oleh Abu Bakar.”(H.R. At-Thobroni)

Suatu ketika Rasulullah memerintahkan kepada para shahabat untuk bershodaqoh. Pada saat itu pula Umar bergumam,” Aku berharap hari ini aku bisa menandingi amalan Abu Bakar dengan menginfakkan setengah dari hartaku.”

Akan tetapi, ternyata Abu Bakar datang kepada Rasulullah dengan membawa seluruh harta yang beliau miliki untuk dishodaqohkan, sehingga Rasulullah bertanya kepadanya,” Wahai Abu Bakar, tidakkah engkau sisakan hartamu untuk keluargamu?”

Abu Bakar menjawab,” Untuk mereka, aku sisakan Allah dan Rasul-Nya.”
Maka Umar berkata,” aku selamanya tidak akan mampu mengalahkanmu dalam hal kebaikan.” Dalam riwayat lain,” aku selamanya tidak akan bisa mendahuluinya sedikitpun.”(H.R. Abu Daud)

Sejak sebelum masuk islam, Abu Bakar sudah dikenal sebagai orang yang rendah hati dan tidak menyombongkan diri, tidak rakus terhadap harta dunia. Begitu pula setelah masuk islam, ia tidak pernah menampakkan perilaku takabbur dalam segala bentuknya, bahkan saat beliau menjadi kholifah sekalipun. Beliau adalah sosok yang sangat menghawatirkan sisi agamanya, serta sangat berhati-hati sekali agar tidak jatuh pada kesombongan.

Suatu ketika Abu Bakar mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,” Barangsiapa yang memanjangkan bajunya dengan kesombongan, maka Allah tidak berkenan memandangnya di hari Kiamat kelak.”(mutafaqqun ‘alaih dan yang lainya)

Lalu Abu Bakar berkata,” Wahai Rasulullah, salah satu sisi pakaianku ini menjulur ke bawah, sehingga aku harus memeganginya agar tidak menjulur.”

Maka Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,” Sungguh engkau tidak termasuk orang yang berperilaku sombong.”

Kerendahan hati Abu Bakar yang lain yaitu, beliau sangat perhatian terhadap tetangga beliau. Anisah radhiyallahu ‘anha mengatakan,” Abu Bakar tinggal di sekitar tempat tinggal kami selama 3 tahun lamanya. 2 tahun sebelum menjabat khalifah dan 1 tahun setelah menjabat khalifah. Saat itu para tetangga  di sekitar tempat tinggalnya seringkali datang kepada Abu Bakar dengan membawa kambing-kambingnya, sehingga Abu Bakar pun memerahkan susu dari kambing-kambing itu untuk mereka.”(Isnadnya shohih, diriwayatkan oleh Ibnu Sa’ad)


Sungguh ini adalah contoh dari kerendahan hati dan bentuk khidmat dari seorang pemimpin yang belum pernah ada bandingannya kapan pun.!

Tiada ulasan: