Catatan Popular

Sabtu, 14 Januari 2017

KISAH SEDIH RASULULLAH SAW



Sesungguhnya telah datang kepada kamu seorang rasul yang amat berat kesusahannya

Sesungguhnya Allah dan Rasul lebih tahu….

Diriwayatkan dari sahabat Ibnu Abbas ra. : ketika menjelang wafatnya, Rasulullah SAW. Memerintah sahabat Billal bin Robah ra. untuk mengajak para sahabat melaksanakan shalat sunnat.

Kemudian para sahabat muhajirin dan sahabat anshar berkumpul di masjid Rasulullah SAW.

Rasulullah bersama para sahabat melaksanakan sholat 2 rakaat, kemudian beliau berdiri diatas mimbar dan berkhutbah :

“Wahai golongan orang-orang muslim, sesungguhnya aku bagimu adalah seorang nabi, seorang yang memberi nasehat dan orang yang mengajak kepada Allah SWT atas izin-Nya. Dan aku bagimu seperti saudara kandung dan ayah yang penyayang. Bagi siapa saja yang pernah aku sakiti, berdirilah dan mintalah tebusan kepadaku sebelum penghukuman di hari kiamat ?”

Tidak ada satupun sahabat yang berdiri sampai Rasulullah SAW mengulangi perkataan beliau 3 kali.

Tiba-tiba seorang yang bernama I’kasyah bin Muhshin berdiri dan menghadap kepada Rasulullah SAW dan berkata :

“Wahai Rasulullah, jika engkau tidak benar-benar mengulangi perkataanmu maka aku tidak akan berdiri dihadapanmu karena hal itu.
Sungguh aku bersamamu ketika terjadi perang badar, untaku berlari bersama untamu.

Aku berhenti dan turun dari untaku kemudian aku mendekatimu sampai aku mencium pahamu (karena menghormati dan memuliakan Rasulullah SAW).

Tetapi engkau memukul perutku dengan kayu cameti yang engkau gunakan untuk memukul untamu agar berlari cepat.

Aku tidak tahu apakah itu sengaja atau engkau melakukannya untuk memukul untamu ???”

Kemudian rasulullah SAW berkata kepada Bilal :

“Wahai Bilal, pergilah ke rumah Fatimah dan ambillah kayu cemeti yang aku gunakan untuk memukul untaku”

Kemudian Bilal pergi meninggalkan masjid menuju rumah Fatimah dalam keadaan sedih dan tangan kepalanya, ia berkata kepada dirinya sendiri :
“Inikah Rasulullah, ia menghukum dirinya sendiri”
Tak lama sahabat Billal pun sampai dirumah Fatimah, ia segera mengetuk pintu rumah Fatimah “dok dok dok” Fatimah berkata :
“Siapa didepan pintu ?”

Sahabat Bilal berkata :
“Aku datang untuk mengambil kayu cemeti Rasulullah”

Lalu Fatimah membukakan pintu rumahnya dan bertanya :
“Apa yang akan dilakukan ayahku dengan kayu cemeti ini”

Sahabat Bilal menjawab :
“ Wahai Fatimah, sungguh ayahmu akan menghukum dirinya dengan kayu cemeti ini”

Lalu Fatimah berkata :
“Siapa yang rela hati menghukum Rasulullah ?”

Kemudian sahabat Bilal mengambil kayu cemeti itu, ia kembali ke masjid dan menyerahkan kayu cemeti kepada Rasulullah SAW. Sedangkan

Rasulullah menyerahkannya kepada sahabat I’kasyah.

Ketika sahabat Abu Bakar dan Umar bin Khattab melihat hal tersebut, mereka berdua serentak berdiri dan berkata :

“Kami berdua ada dihadapanmu, hukumlah kami tapi jangan kamu menghukum Rasulullah”

Rasulullah SAW berkata :

“Duduklah kalian berdua, sungguh Allah mengetahui tempat kalian”
Kemudian sahabat Ali bin Abi Tholib berdiri dan berkata :
“Aku telah hidup bersama Rasulullah, tetapi hatiku tak akan rela kamu menghukum Rasulullah, ini punggung dan perutku, hukumlah dan pukulkan dengan tanganmu !”

Rasulullah SAW berkata :
“Wahai Ali, sungguh sungguh Allah mengetahui tempat dan rumahmu”

Kemudian Hasan dan Husain (cucu Rasulullah SAW) berdiri, mereka berdua berkata :
“Apakah kamu tidak mengetahui kami adalah cucu Rasulullah, hukumlah kami seperti kamu mau menghukum Rasulullah”

Rasulullah SAW berkata :
“Duduklah wahai penenang hatiku”

kemudian Beliau berkata :
“Wahai I’kasyah, pukullah aku jika kamu ingin memukul”
sahabat I’kasyah berkata :
“Wahai Rasulullah, Engkau memukulku sedangkan aku dalam keadaan tidak berpakaian”

Kemudian Rasulullah SAW melepas pakaian sehingga para sahabat menangis dengan keras. Dan ketika sahabat I’kasyah memandang tubuh Rasulullah SAW yang putih, ia berpaling dan memncium punggung Rasulullah SAW dan berkata :

“Wahai Rasulullah, siapa yang akan rela hatinya menghukummu, wahai Rasulullah ? sesungguhnya aku melakukan ini berharap tubuhkuku menyentuh tubuhmu yang mulia, sehingga Allah akan menjagaku dari neraka karena menghormatimu”

Kemudian Rasulullah SAW berkata :
“Barang siapa yang suka melihat alhi surga, maka hendaklah ia melihat orang ini”

Para sahabat pun berdiri dan menghampiri sahabat I’kasyah dan berkata :
“Keberuntungan bagimu, engkau memperoleh derajat tinggi dan menemani Rasulullah di surga”

Tiada ulasan: