Catatan Popular

Jumaat, 24 Februari 2017

KISAH IMAM AHMAD IBNU HANBAL MENASIHATI MURIDNYA HARUN IBNU ABDILLAH

Harun ibn ‘Abdillah, seorang ulama ahli hadits yang juga pedagang kain di kota Baghdad bercerita: Suatu hari, Saat mulai larut malam, pintu rumahku di ketuk oleh seorang laki-laki. “Siapa..?”, tanyaku.

“Ahmad”, jawab orang diluar pelan. “Ahmad yg mana..?”  Tanyaku makin penasaran. “Ibn Hanbal”, jawabnya pelan. "Subhanallah, Itu guruku..!, kataku dalam hati.

Maka kubuka pintu. Kupersilakan beliau masuk, dan kulihat beliau berjalan berjingkat, seolah tak ingin terdengar langkahnya.  Saat kupersilakan untuk duduk, beliau menjaga agar kursinya tidak berderit mengeluarkan suara.

“Wahai guru, ada urusan yang penting apakah sehingga dirimu mendatangiku selarut ini..?” “Maafkan aku ya Harun… 

Aku tahu biasanya engkau masih terjaga meneliti hadits selarut ini, maka aku pun memberanikan diri mendatangimu. Ada hal yang mengusik hatiku sedari siang tadi.” Aku terkejut.  "Sejak siang..?  Apakah itu wahai guru ? “Begini…”  Suara Ahmad ibn Hanbal sangat pelan, nyaris berbisik. "Siang tadi aku lewat disamping majelismu, saat engkau sedang mengajar murid-muridmu. Aku saksikan murid-muridmu terkena terik sinar mentari saat mencatat hadits-hadits, sementara dirimu bernaung di bawah bayangan pepohonan.  Lain kali, janganlah seperti itu wahai Harun. 

Duduklah dalam keadaan yang sama sebagaimana murid-muridmu duduk..!" Aku tercekat, tak mampu berkata…

Maka beliau berbisik lagi, mohon izin pulang, melangkah berjingkat dan menutup pintu hati-hati. Masya Allah… 

Inilah guruku Ahmad ibn Hanbal, begitu mulianya akhlak beliau dalam menyampaikan nasehat. Beliau bisa saja meluruskanku langsung saat melintasi majelisku. Tapi itu tidak dilakukannya demi menjaga wibawaku dihadapan murid-muridku. Beliau juga rela menunggu hingga larut malam agar tidak ada orang lain yang mengetahui kesalahanku.  Bahkan beliau berbicara dengan suara yang sangat pelan dan berjingkat saat berjalan, agar tidak ada anggota keluargaku yang terjaga. Lagi-lagi demi menjaga wibawaku sebagai imam dan teladan bagi keluargaku.


Tiada ulasan: