Catatan Popular

Khamis, 23 Februari 2017

MENJADI AKHLAK MULIA Pelajaran Keenam: Al-Hilmu (Lembut)

DARI TINTA EMAS SYAIKH ABBAS AL-QUMMI
Hilm merupakan sikap berhati-hati dan menahan murka sehingga tidak dengan mudah membangkitkan kekuatan marah. Dan sifat hilmini tidak akan mengakibatkan kegoncangan jiwa dan stres sepanjang masa.

Dan kazhmul ghaizh (menahan diri dari murka) adalah merupakan suatu perbuatan menyembunyikan dan mengekang rasa marah. Kedua sifat ini yaitu hilm dan kazhmul ghaizh adalah merupakan akhlak yang sangat baik dan terpuji. 

Cukuplah hilm ini merupakan sifat terpuji karena ia banyak terdapat dan disinggung di dalam riwayat-riwayat yang dibarengi dengan al-'ilm (ilmu pengetahuan). 

Dikatakan bahwa hilm merupakan garamnya akhlak. Sebagaimana setiap makanan tidak bisa dirasakan nikmatnya kecuali dengan garam, maka begitu pula dengan hilm.
Akhlak dan budi pekerti tidak dianggap indah kecuali dengan adanya sifat hilm. Maka sifat hilm bagi setiap akhlak seperti garam bagi setiap makanan.

Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib As. berkata:
"Sesungguhnya hilm itu merupakan cahaya yang esensinya adalah akal"

Dalam hadist yang lain dikatakan bahwa:
"Sesungguhnya hilm itu merupakan kesempurnaan akal"

Dikatakan pula dalam riwayat yang lain:
"Hilm itu merupakan tatanan urusan seorang mukmin"

Riwayat yang lainnya mengatakan:
" Hilm adalah kekasih dan teman dekat seorang mukmin dan merupakan wazirnya"

Riwayat yang lain lagi mengatakan:
" Keindahan seorang laik-laki terletak pada sifat hilmnya"

Riwayat lainnya lagi mengatakan:
" Barang siapa membuatmu murka dengan melontarkan ucapan buruk kepadamu maka balaslah dengan kebaikan sifat hilm"

Riwayat yang lainnya lagi mengatakan:
" Apabila engkau tidak memiliki sifat hilm maka berusahalah untuk menjadi orang yang halim 

Tiada ulasan: