Catatan Popular

Khamis, 9 Februari 2017

SYEIKH YUSUF BIN AL-HUSAIN AR RAZI DAN IBRAHIM BIN KHAWWASH

Syeikh Ibrahim bin Khauwash adalah salah seorang murid Yusuf bin al-Husain. 

Berkat persahabatannya dengan Yusuf itulah Ibrahim bin Khauwash memperoleh kemajuan spiritual yang menakjubkan, sehingga ia sanggup berjalan mengarungi padang pasir tanpa bekal makanan dan binatang tunggangan. Melalui Ibrahim bin Khauwash inilah kita mendengar kisah berikut ini.

Pada suatu malam, terdengar olehku sebuah suara yang menyeruku.
"Pergi dan katakan kepada Yusuf bin al-Husain 'engkau adalah salah seorang di antara orang-orang yang ditolak!".
Kata-kata ini sedemikian menyedihkan hatiku, sehingga seandainya sebuah gunung ditimpakan ke atas kepalaku, niscaya lebih mudah kutanggungkan daripada menyampaikan kata-kata itu kepada Yusuf.
Malam esoknya terdengar pula seruan yang lebih keras. "Katakan kepada Yusuf, 'engkau adalah salah seorang di antara orang-orang yang ditolak!".
Aku bangun, bersuci dan memohon ampunan Allah. Aku mere-nungi hai ini hingga malam yang ketiga, dan seruan itu terdengar pula:
"Katakan kepada Yusuf, 'engkau adalah salah seorang di antara orang-orang yang ditolak!". Jika pesan ini tidak engkau sampaikan kepadanya, akan Kami timpakan bencana kepadamu sehingga kau tak dapat bangun lagi".
Dengan sangat sedih akupun bangkit dan pergi ke masjid, di mana kulihat Yusuf sedang duduk di tempat imam shalat.
"Adakah syair yang hapal olehmu?" Yusuf bertanya ketika ia melihat kedatanganku.
"Ya", jawabku. Akupun mengingat-ingat sebuah syair berbahasa Arab lalu kusenandungkan. Yusuf begitu senang mendengar syair itu. Ia berdiri dan tetap berdiri untuk waktu yang lama. Air matanya bercucuran, seolah bercampur dengan darah. Kemudian ia berpaling kepadaku dan berkata:
"Sejak dilahirkan hingga saat ini, orang-orang telah membacakan al-Qur'an untukku, namun tak setetes air mata yang pernah kutumpahkan. Tetapi melalui sebuah syair yang engkau senandung-kan itu, aku mengalami keadaan seperti ini, air mataku bercucuran. Sangatlah tepat apabila orang-orang mengatakan bahwa aku adalah seorang bid'ah. Seruan Ilahi telah berkata dengan sebenarnya, bahwa aku adalah salah seorang di antara orang-orang yang ditolak. Seseorang yang sedemikian terharu mendengar sebuah syair tetap al-Qur'an tak sedikit pun menggugah hatinya, adalah benar-benar salah seorang yang ditolak"
.
Hatiku goncang karena menyaksikan kejadian ini dan men-dengarkan kata-katanya. Goyahlah keyakinanku kepada Yusuf. Aku takut. Akupun bangkit dan berjalan ke arah padang pasir. Dalam perjalanan tersebut kebetulan aku bertemu dengan Khidir dan ia berkata kepadaku:

"Yusuf bin al-Husain telah menerima pukulan Allah, tetapi tempatnya adalah puncak tertinggi di dalam surga. Seorang manusia harus menempuh jalan Allah sedemikian jauh dan sedemikian kokoh-nya, sehingga walau dahinya ditampar oleh tangan penolakan, tempatnya masih tetap di puncak tertinggi di dalam surga. Apabila di atas jalan Allah ini tingkat para raja tak tercapai olehnya, setidak-tidaknya tingkatnya tidak di bawah para menteri".

Tiada ulasan: